Thursday, November 1, 2007

Sharing of experience & learning from Indonesia

by ROBERT LEO, Keystone Foundation, India
voice from the forest edition no 09 december 05 - www.ntfp.org

Salamat Pagi, Indonesia. The honey hunters; either Anthario in Indonesia or Rengasamy in India – a unique similarity is embedded in these people’s skill. The standout quietness, leaning by watching hours together is absolutely the same. It was a great opportunity to meet indigenous honey gatherers, Zul (artist) and development friends to share and learn during the 2nd National Wild Honey Gatherers Workshop in Banjarmasin, Indonesia.
The Strength of the Partners. The network comprised a collective of partners with different qualities –conservation groups, researchers, marketing experts, community leaders and development groups–is a positive one through which strong initiatives is possible.

The Resource. Tropical honey is the finest blend of nectars of multi-melliferous sources from herbal plants to rainforest trees. The year-round availability and harvest of honey from different provinces is true evidence of the biodiversity of the region and the efficient honey production by the king (or rather queen!) of allbees, the giant honey bee Apis dorsata. The estimated quantum by all partners exceeds to 230 metric tonnes, which is not simple to handle in a tropical climate and under Asiatic conditions.

Though the workshop addressed marketing of honey, it is interesting to note that the interaction gradually paved the importance of quality, handling, recognition to indigenous wisdom, lobbying to habitat protection into the vision and mission of the network partners.

The Challenges for Indonesian Honeys
1. Moisture content; the tropical honey has high moisture content at the time of collection itself.
2. Collected in remote areas and in a difficult environment for proper storing. One could understand that every kilo of honey is in transit for a period of two to three weeks before it gets packed into a bottle. Over this period, the honey is exposed to different temperatures and stored in different types of containers, which together is critical to maintaining the quality.
3. Basic awareness of the origin of the honey, better understanding of the bee’s life cycle (which relates to the natural resources) and a change in land use, which currently leads to a reduction of the total forest area.
4. Need to build a local market: the restriction and refusal of the European market for acacia, palm plantation honey enlightens the need for natural forest conservation, to be taken up into positive manner.

The Way Forward
- Training on basics of honey processing and handling.
- Better equipment to handle honey.
- Standard laboratory (centralized) support.
- Capacity building to the primary groups: not just to sell, but also to gradually build links from the forest to the consumer.
- Explore high potential for value-added bee products; habitat role has to be generated to sustain the activity.
- If simple units are established locally to pack with strict specifications, then this may help to keep quality up, while also benefiting the local community!
- Exploring and designing solar wax extractors exclusively to melt wax locally.
- A resource inventory focusing on the role of bees in the biodiversity balance and measures to promote forest regeneration as the natural habitat of the bees. This could be a useful exercise with long-term benefits to communities and policymakers alike.
- The Indonesian standard agency BioCert could play an important role in setting export standard and facilitation. At the same time, the agency should understand the ecology of bees and social aspects of the collectors.

The short excursions. The trip included a short visit to an island. The vegetation in the island strikes the original vegetation of the region. The mangroves, ferns, shrubs, trees, fish and monkeys need propaganda from the citizens. If a local partner could take up an awareness camp, for instance, and generate information about the island’s ecology, that would be a great start for others to follow elsewhere in Indonesia.

The lifestyle and social aspects gives almost the native feeling to me. The floating market environment is an amazing experience except the number of logs around the place.

Thanks. I sincerely appreciate the hospitality of the Dian Niaga team members especially: Terimah kasih Mr. Johnny, a wonderful person and all other members of the network. I express my heartful thanks to Pak Heri of Riak Bumi for all his communications and arrangements. I thank Mr. Jenne for the opportunity to learn and share the experiences. My sincere thanks also to Keystone for the privilege given to me. I would like to be in regular interaction with all of you – friends of Indonesia!

Contact: Keystone Foundation, Groves Hill Road, Kotagiri 643217, The Nilgiris, Tamil Nadu, India. Tel: +91 4266 272277. Tel/Fax: (91) 4266 272977. Email: kf@keystone-foundation.org. URL: www.keystone-foundation.org

Advertising DORSATA - organik madu hutan

dengan dibantu team w3-o dari singapura maka Dian Niaga Jakarta mengeluarkan beberapa advertising untuk lebih mendukung produk DORSATA - madu hutan organik.

Tuesday, October 30, 2007

Panen Lestari - sistem baru untuk pelestarian koloni lebah

saat ini anggota JMHI mempunyai standart proses panen untuk madu hutan.
kalau dulu sebelum bergabung dengan JMHI memang panen yang mereka ketahui adalah panen dengan memotong (mengambil) seluruh bagian sarang, baik nanti nya dipakai untuk lilin atau cm dibiarkan terbuang di hutan.

tapi setelah adanya study banding dari kelompok petani madu di Danau Sentarum ke Vietnam maka mereka mencoba mempraktekan panen dengan hanya mengambil bagian kepala madunya (bagian yang berisi madu) dan membiarkan sedikit bagian madu tersebut masih ada.

dengan proses panen ini maka koloni lebah hutan tidak akan punah karena sarang tempat anak lebah masih utuh dan mereka masih mempunyai cadangan makanan.

selain itu dengan menggunakan proses panen lestari ini, panen madu hutan yang biasanya 1 musim hanya bisa 1 x bisa meningkat menjadi 2 - 3 kali tergantung banyak sedikitnya sumber bunga di lokasi.

15 hari setelah panen pertama mereka koloni lebah akan menghasilkan lagi kepala madu dan akan siap dipanen kembali.

ternyata dengan menggunakan sistem yang bersahabat dengan alam juga bisa menghasilkan keuntungan buat petani madu hutan

forum madu hutan

ahkir oktober ini website maduhutan.com menambah satu fasilitas untuk bisa saling berdiskusi mengenai madu hutan, baik dalam penerapan kegiatan sehari-hari, sharing resep, berdiskusi mengenai cara penyimpanan madu, memperdalam mengenai bagaimana madu hutan di panen, dll

ditunggu partisipasi aktifnya ya di forum
http://www.maduhutan.com/forum

Wednesday, September 12, 2007

Dibalik manisnya Madu Hutan JMHI

Madu memang manis.. apalagi juga mempunyai banyak kandungan yang bermanfaat buat kesehatan manusia. Tapi dibalik semua itu ternyata madu hutan yang dipanen oleh anggota Jaringan Madu Hutan Indonesia mempunyai sisi lain yang juga tidak kalah manisnya.

Apa itu JMHI dan siapa saja yang terlibat ?
JMHI adalah jaringan yang berfungsi sebagai forum komunikasi, berbagi pengalaman tentang praktek pengelolaan dan pemanfaatan lebah madu hutan di masing-masing wilayah, informasi dan komunikasi antar wilayah, guna membuat langkah-langkah strategis ke depan untuk mengatasi masalah kehutanan di Indonesia khususnya. JMHI mempunyai anggota yang tersebar di 8 propinsi di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan Sumbawa.

Anggota yang tergabung dalam JMHI sebagian besar merupakan komunitas masyarakat adat yang tinggal di sekitar hutan. Mereka turun temurun tinggal dan ikut serta dalam membantu mengelola lingkungan hutan. Proses memanen madu pun juga mereka dapatkan turun temurun dari leluhur mereka.

Peningkatan Kualitas Madu Hutan
Tapi pada awalnya madu yang dipanen dan diproduksi oleh komunitas kualitasnya masih sangat rendah. Mereka memanen seluruh sarang dan kemudian memeras madu beserta sarang dan anak lebah yang ada di dalam sarang. Selain itu juga mereka seringkali menggunakan tempat penampungan bekas cat, minyak untuk menampung madu hutan yang sudah mereka panen.

Hal ini lah yang menjadi latar belakang kenapa JMHI merasa perlu untuk peningkatan kualitas madu hutan yang dihasilkan oleh komunitas masyarakat. Dengan terbentuknya JMHI maka komunitas bisa saling berbagi cerita dan pengalaman selama menekuni madu hutan selama ini. Selain itu dengan adanya JMHI maka beberapa rekan dari komunitas bisa saling mengadakan kunjungan pembelajaran. Seperti kunjungan ke vietnam yang dilakukan oleh kelompok periau danau sentarum sehingga mereka bisa mempelajari teknik tikung sebagai alternatif tempat bersarang lebah hutan. Proses tiris sebagai pengganti proses peras tangan madu dengan sarangnya juga menjadi suatu langkah besar untuk hasil madu yang lebih berkualitas. Saringan dan juga alat penyimpanan madu dari bahan yang bisa digunakan untuk makanan (stainless steel dan juga plastik baru) juga menjadi salah satu prioritas untuk anggota JMHI karena dengan semakin bagus fasilitas yang dipakai maka proses panen yang higienis juga jadi lebih mudah dicapai.

Madu Hutan dan Pelestarian Lingkungan Hutan
Madu hutan bisa dikatakan merupakan salah satu indikasi masih bagus tidaknya kondisi hutan tropis di Indonesia. Lebah hutan hanya mau membuat sarang di pohon dimana kondisi hutan disekitarnya masih mempunyai banyak pohon bunga sebagai sumber makanan lebah hutan. Dari beberapa referensi disebutkan bahwa jarak jangkuan lebah hutan dalam mencari sumber nektar sekitar 3 km dari sarang mereka. Sehingga kalau dalam suatu wilayah ditemukan sarang lebah hutan maka dipastikan bahwa lingkungan hutan di sekitar sarang lebah adalah lingkungan yang belum rusak.

Selain itu karena madu hutan yang dihasilkan sudah meningkat kualitasnya sehingga harga jual menjadi lebih tinggi dibanding sebelum memakai sistem tiris. Masyarakat sekitar yang mendapat insentif langsung dari hasil panen madu hutan secara langsung akan merasakan manfaat kerja keras mereka dalam menjaga kondisi hutan dari perusakan. Masyarakat sekitar hutan tentu tidak akan mau sumber penghasilan mereka hilang. Mereka akan menjaga hutan tempat tinggal lebah hutan dan juga tempat pohon pakan lebah terhindar dari kebakaran hutan, penebangan liar dan juga konversi lahan hutan.

Beberapa daerah juga sudah ada peraturan adat mengenai pohon tempat bersarang lebah. Barang siapa melanggar aturan dan merusak pohon tempat bersarang lebah akan dikenakan denda. Dan apabila ada masyarakat adat yang sampai kena denda mereka akan amat sangat malu dan dikucilkan dalam pergaulan sehari-hari.

Madu Hutan = alternative pendapatan masyarakat sekitar hutan
panen madu hutan biasanya terjadi di saat hasil ladang menurun, tangkapan ikan juga berkurang sehingga dari hasil panen madu hutan tersebut mereka bisa mendapatkan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Madu hutan membantu melestarikan kebudayaan adat masyarakat setempat
komunitas petani madu hutan di beberapa tempat masih memegang teguh kebudayaan setempat. Mereka memanen madu hutan dengan kearifan lokal yang sudah berlangsung dari turun temurun. Seperti di salah satu lokasi di Danau Sentarum, dimana mereka selama mengadakan prosesi pemanenan madu hutan menyanyikan Timang lalau, suatu puja-puji supaya hasil panen madu hutan berhasil dan juga mendapat hasil berlimpah. Panen madu juga hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu, tidak semua orang bisa memanen madu hutan.

Panen madu hutan dan pelestarian koloni lebah hutan
saat ini sebagian besar anggota JMHI sudah mempraktekan proses panen lestari, yaitu proses panen yang hanya mengambil bagian kepala yang berisi madu dan menyisakan sedikit bagian madu untuk anak lebah. Dengan proses panen lestari ini koloni lebah hutan tidak akan musnah, karena mereka masih mempunyai cadangan makanan untuk kelangsungan hidup anakan lebah. Panen juga menyisakan beberapa koloni lebah hutan yang tidak dipanen sehingga mereka nanti bisa menjadi koloni lebah hutan yang baru.

Jadi kalau saat ini kita sudah rutin memakai madu untuk pengganti gula dalam kehidupan sehari-hari kita tahu pasti bagaimana manisnya madu dan fungsinya untuk kesehatan tubuh kita. Tapi dibalik itu terkandung makna manis nya madu hutan untuk kesejahteraan orang lain dan juga untuk pelestarian hutan tropis di Indonesia.

Saturday, September 8, 2007

Launching Madu Hutan DORSATA - foto

perkenalan JMHI dan APDS

pemutaran film "Profiting from Honey bee"

awas..diserang lebah raksasa


fokus pada acara


produk DORSATA siap dipasarkan

DORSATA organic forest honey





launching DORSATA organic forest honey tgl 7 September 07 di QB Kemang.

Launching Madu Hutan DORSATA




acara launching Madu Hutan DORSATA di QB Kemang berlangsung kurang sesuai dengan yang kita harapkan..Cuaca mendung sejak siang hari di Jakarta berubah menjadi hujan deras pada sore harinya.. setelah itu bisa dibayangkan banjir dan juga kemacetan terjadi di depan QB Kemang. Acara yang tadinya rencana dimulai dari pukul 18.30 terpaksa menjadi mundur hingga pukul 20.00 menunggu beberapa tamu undangan yang terlambat datang.

acara dimulai dengan perkenalan dari JMHI yang diwakili oleh Valentinus Heri, ketua sekretariat JMHI, apa visi dan misi JMHI. Setelah itu disambung dengan Pak Suryanto,presiden dari Asosiasi Periau Danau Sentarum, Pak Johnny W. Utama mengenai peran serta Dian Niaga jakarta dalam membantu pemasaran produk madu hutan.

Mbak Diyan dari BioCert juga berkenan memberikan sepatah dua patah kata kenapa BioCert berkenan membantu JMHI dalam mendapatkan sertifikat organik, selain itu juga memberikan informasi yang sangat menggembirakan mengenai kemungkinan sertifikat organik yang bisa masuk ke pasar eropa dan amerika.

Jenne de Beer, excecutive director NTFP-EP juga hadir untuk memberikan beberapa kata tentang support NTFP-EP untuk perkembangan madu hutan di Indonesia.

acara dilanjutkan dengan pemutaran film "Profiting from Honey Bee". sebuah film mengenai pemanfaatan madu hutan di Taman Nasional Danau Sentarum. dan disambung dengan timang lalau yang dilantunkan oleh Pak Abdulah, seorang pemanen madu hutan pohon lalau dan dibantu untuk menafsirkan dalam bahasa indonesia oleh Valentinus Heri.

Setelah timang lalau selesai dilanjutkan dengan pemaparan brand DORSATA oleh Johnny W. Utama dan juga oleh Willy Tunojoyo dari W3-o, salah satu NGO media dari Singapore yang sudah membantu secara sukarela dalam merancang brand campaign untuk DORSATA ini.

acara diskusi singkat mengenai madu hutan diisi dengan beberapa pertanyaan mengenai kualitas madu hutan di pasaran yang masih kurang bagus, bagaimana dengan higienitas madu hutan yang kadang proses panen kl di beberapa dearah masih menggunakan peralatan yang kurang bersih, serta bagaimana mendapatkan madu hutan DORSATA, apakah nanti bisa didapatkan dengan mudah di pasaran.

acara ditutup dengan pembukaan pameran lukisan dengan tema "eksotisme madu hutan dan taman nasional danau sentarum". pameran menampilkan karya dari Zulkiflie, anggota Riak Bumi. Pameran lukisan, sketsa dan juga foto yang menampilkan danau sentarum dan segala hal yang berhubungan dengannya. pameran foto dan lukisan akan berlangsung sampai 23 september 07.

Thursday, August 30, 2007

Ucapan Terima Kasih

Dukungan dan uluran tangan banyak sekali kami terima dari rekan-rekan kami sehingga persiapan Launching Madu Hutan Organik DORSATA ini terasa menjadi lebih ringan dan menyenangkan. Baik sekedar saran, ide kreatif, senyuman hangat, dan juga kerja keras hingga berlembur lembur untuk menyukseskan acara ini. Semoga nanti acara Launching Madu Hutan Organik DORSATA ini bisa berjalan dengan lancar dan sesuai dengan semua yang kita harapkan.

Ucapan terima kasih terutama kami ucapkan kepada :
1. w3-o & The Humanity Forum
support mereka dalam memberikan ide-ide dalam rancangan design label dan advertising yang penuh dengan ke kreatifan.
juga dengan sepenuh hati meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk memberikan yang terbaik buat Dian Niaga Jakarta dan Jaringan Madu Hutan Indonesia.

2. QB Book Store - Kemang
tempat yang nyaman dan fasilitas yang cukup untuk launching madu hutan DORSATA, juga atas ide, saran dari Mas Ito, store manager QB buat sambutannya yang menyenangkan.

3. JMHI
support madu hutan berkualitas dan juga atas perhatian yang besar terhadap perkembangan madu hutan dan pelestarian hutan tropis di Indonesia

4. Semua rekan-rekan yang belum bisa disebutkan saat ini..
list akan kami update setelah acara launching diadakan


Powered by ScribeFire.

Wednesday, August 29, 2007

Undangan Launching DORSATA

Launch Madu Hutan DORSATA

Undangan untuk launhcing Madu Hutan DORSATA hari ini sudah mulai meluncur ke beberapa tamu undangan.

--------
Dian Niaga Jakarta dan Jaringan Madu Hutan Indonesia akan mengadakan acara Lauching DORSATA, Madu Hutan bersertifikat Organis Pertama dan satu-satunya di Indonesia.

acara launch akan diadakan pada
hari : Jumat
tanggal : 7 September 07
waktu : 18.30 - 20.00 wib
lokasi : QB World Books Kemang, Jl Kemang Raya No 17 Jakarta Selatan

acara launching DORSATA akan dilanjutkan dengan pameran lukisan dan foto :
tanggal : 7 - 20 September 07
tema : Eksotisme Madu Hutan di Taman Nasional Danau Sentarum
lokasi : QB World Books Kemang, Jl Kemang Raya No 17 Jakarta Selatan

DORSATA merupakan madu hutan dari anggota Jaringan Madu Hutan Indonesia (JMHI) dimana salah satu madu hutan dari Kalimantan Barat berhasil mendapatkan sertifikasi organik dari BioCert.

Serah Terima Sertifikat Organik secara simbolis diserahkan oleh Bapak Menteri Kehutanan, Bpk M.S Kaban kepada salah satu pengurus Asosiasi Periau Danau Sentarum pada tanggal 16 juli 2007.

Kami sangat mengharapkan kedatangan rekan-rekan semua untuk saling berbagi kebahagiaan dan kebersamaan dalam acara launching DORSATA tersebut.

salam semanis madu

Dian Niaga Jakarta
JL Raya Pos Pengumben No 34 Jakarta
Telp : +62 21 585 1929
Fax : + 62 21 585 0624
email : dianjkt@dnet.net.id
www.MaduHutan.com
----------

Tuesday, August 21, 2007

Launhing Madu Hutan Organik - Update

Informasi terbaru mengenai acara Launching Madu Hutan Organik pertama dan satu-satunya di Indonesia. Setelah mengalami sedikit perubahan akhirnya diputuskan untuk diadakan pada tanggal 7 - 8 September bertempat di daerah kemang.

Tuesday, July 24, 2007

jenis sarang lebah hutan

lebah hutan mempunyai beberapa jenis sarang yang berbeda beda satu dengan daerah lainnya. Biasanya mereka akan tinggal di dahan-dahan pohon atau bergelantungan di batu batu karang.

dari beberapa daerah di rekan-rekan komunitas petani madu anggota JMHI, terdapat 3 jenis sarang yang biasanya digunakan oleh lebah hutan.

Lalau merupakan sarang lebah hutan yang berada di dahan pohon dengan ketinggian berkisar dari 20 – 50 m. Terkadang pada satu pohon terdapat hampir 50 koloni lebah hutan. Kepemilikan sarang berdasarkan kepemilikan pohon. Kalau pohon lalau dirawat dan terjaga biasanya koloni lebah hutan akan kembali membuat sarang di musim berikutnya. Pohon Lalau juga dilindungi oleh hukum adat.

Tikung merupakan pengembangan yang didapat setelah beberapa masyarakat petani madu hutan mengadakan studi banding ke Vietnam. Sarang berada di dahan buatan yang dipersiapkan untuk menjadi sarang lebah hutan. Kepemilikan tikung berdasarkan pada pemilik pohon tikung. Mereka tergabung dalam kelompok Periau.

Repak adalah Sarang berada di dahan pohon, biasanya hanya terdiri dari 1 koloni saja. Kepemilikan berdasarkan pada penemu pertama pohon repak. Koloni lebah tidak selalu kembali pada musim berikutnya.

Friday, July 20, 2007

berapa sih umur madu ??

pertanyaan yang sering sekali ditanyakan konsumen.. dan kami sendiri juga bingung bagaimana menjawabnya..

beberapa produk madu yang beredar di pasaran memberikan expired date 3 - 5 tahun. Dari Dian Niaga Jakarta sendiri memberikan "masa terbaik" bukan masa kadaluarsa 1 tahun dari masa produksi.

pada waktu kami berkunjung ke M-Brio, salah satu laboratorium makanan, dan disana terdapat salah satu jenis analisa, shelf life. Kami sedang menunggu penawaran dari mereka mengenai biaya dan bagaimana proses nya.

dari informasi yang didapat dari website resmi NHB (national honey board) www.honey.com

"Does honey have an expiration date?

Honey stored in sealed containers can remain stable for decades and even centuries! However, honey is susceptible to physical and chemical changes during storage; it tends to darken and lose its aroma and flavor or crystallize. These are temperature-dependent processes, making the shelf life of honey difficult to define. For practical purposes, a shelf life of two years is often stated. Properly processed, packaged and stored honey retains its quality for a long time.

If in doubt, throw it out, and purchase a new jar of honey!"

kalau informasi dari beberapa rekan di Kalimantan memang madu hutan mereka ada yang setelah panen disimpan dalam tempat penampungan dan ditutup rekat. Kalau ada acara adat yang cukup penting baru madu hutan tersebut dibuka dan dijadikan hidangan pembuka. itupun paling tidak madu hutan sudah disimpan lebih dari 5 tahun..

so tunggu hasil kita coba untuk madu hutan kita test shelf life nya, nanti akan kita posting lagi.

madu fermentasi dari belitung

kemarin rekan kita ada yang baru saja berkunjung ke pulau Belitung. Tidak lupa membawakan oleh-oleh madu (hutan?) dari sana. "madu beli di toko tadi waktu mampir" kata Pak Rudi.

madu berwarna coklat, dengan bagian permukaan berbuih, dan pollen nampak timbul diantar buih. kemasan dalam botol marjan ukuran 650 ml. percobaan pertama yang standar dilakukan pada waktu menerima madu, test kadar air dengan menggunakan refraktometer. hmm.. kadar air 29%, sangat tinggi..

yang kedua adalah test bau.. didekatkan ke hidung bau asam terasa sekali, hampir seperti bau alkohol walau lebih ringan.."ada kemungkinan madu sudah fermentasi nih" ujarku.

test yang ketiga adalah test rasa.. rasa asam seperti tape berasa sekali pertanda memang madu yang dibawa sudah mengalami fermentasi..asem dan kecut..

sedih juga melihat kondisi ini.. beberapa penjual madu mengklaim bahwa madu mereka asli, murni. tapi melihat kondisi madu yang baru saja kita test, orang awan yang terlanjur membeli madu seperti tadi untuk oleh oleh atau dipakai sendiri bakalan merasa kecewa. dan secara tidak sadar mereka akan menuduh bahwa semua madu yang berasal dari daerah tersebut mempunyai kualitas yang sama.

so, buat semua rekan rekan yang menjual madu, entah madu hutan maupun madu ternak.. jaga kualitas madu yang kita jual, jangan asal jual dapat uang dan tidak memperdulikan effek negatif yang kita berikan apabila menjual madu yang kurang bagus.

Tuesday, July 17, 2007

Stand Pameran Madu Hutan di Pertemuan Nasional Taman Nasional Seluruh Indonesia

pada pembukaan pertemuan Taman Nasional seluruh Indonesia di Cisarua, Bogor tgl 16 Juli 2007 kemarin, Dian Niaga Jakarta mendapat kesempatan untuk membantu memperkenalkan madu hutan dari Danau Sentarum, bertepatan dengan penyerahan sertifikat organik oleh menteri kehutanan MS Kaban.

Pertemuan dihadiri oleh para pejabat TN dari Leuser, Aceh sampai Wasur, Papua.
Ini dia Foto-foto yang sempat diambil di sela-sela jaga stand.

stand pameran beserta 2 standing banner, 1 mengenai sertifikat organik madu hutan danau sentarum dan apa saja manfaat dari madu hutan apis dorsata

produk madu hutan berjejer-jejer menunggu di beli :D

diskusi dengan bapak Menteri Kehutanan, MS Kaban mengenai potensi madu hutan di Indonesia

bangga juga produk madu hutan kita diamati langsung oleh bapak Menteri..

Bapak MS Kaban mencoba madu hutan dari danau sentarum.. madu hutan asli lho

peserta pameran mencoba, mengamati dan akhirnya membeli produk madu hutan apis dorsata

Serah Terima Sertifikasi Organik dari Menteri Kehutanan


16 juli 07 merupakan hari bersejarah untuk pak Mulyadi, salah satu anggota Asosiasi Periau Danau Sentarum. Hari itu pak Mul mendapat kesempatan langka untuk bertemu, berjabat tangan dan mendapat ucapan selamat atas keberhasilan para anggota APDS sehingga mendapatkan sertifikat organik pertama dan satu-satunya di Indonesiu untuk madu hutan.

Selamat buat semua rekan2 di Danau Sentarum.. keep good work dan selalu jaga kualitas madu hutan yang dipanen !!!

Friday, July 13, 2007

Perbaiki Sistem Panen, Upaya kembalikan Sumbawa sebagai daerah penghasil madu

Suara NTB, 15 Mei 2007

artikel mengenai salah satu anggota JMHI di Sumbawa

Logo produk JMHI

setelah lama berkutat di design label bersama untuk produk - produk madu yang dihasilkan masing masing anggota JMHI, mulai dari usulan untuk membuat brand name nasional bersama, label bersama untuk dipakai di masing masing daerah sampai dengan usulan membuat hologram produk yang diproduksi JMHI.

pada workshop peningkatan kualitas madu hutan pada panen pohon tinggi di Sumbawa, Mei 2007 lalu akhirnya disepakati untuk memakai logo JMHI untuk produk-produk madu hutan anggota JMHI yang sudah diinspeksi dan memenuhi standart madu hutan dari JMHI.

atas bantuan dari team designer muda dan berbakat dari Singapore, Willy dan The Humanity Forum nya, mereka berkomitmen untuk membantu promosi madu hutan JMHI, mereka memberikan beberapa ide logo untuk design JMHI.

akhirnya setelah disepakati bersama kita memilih pohon dengan tulisan JMHI dan 3 buah segi enam sebagai lambang sarang lebah sebagai logo untuk produk yang sudah memenuhi standar madu hutan JMHI.

launch madu hutan organik DORSATA

setelah serah terima sertifikasi organik kepada masyarakat Asosiasi Periau Danau Sentarum (APDS) maka schedule berikutnya adalah launching produk madu hutan bersertifikat organik pertama di Indonesia, DORSATA.

launch rencana akan diadakan akhir agustus - awal september 2007 dengan mengambil tempat di Kemchi dan QB Kemang.

bagi yang tertarik untuk datang hadir silakan mengirimkan email dengan subject : launch madu hutan organik DORSATA ke info@maduhutan.com untuk mengikuti perkembangan seputar kegiatan launch dan apa itu produk madu hutan organik DORSATA

Wednesday, July 11, 2007

Undangan Penyerahan Simbolis Sertifikat Organik APDS

baru saja fax masuk ke kantor dari Departemen Kehutanan Balai Taman Nasional Danau Sentarum. ternyata undangan untuk serah terima secara simbolis sertifikat organis oleh Menteri Kehutanan kepada masyarakat Asosiasi Periau Danau Sentarum.

acara nya sendiri berlangsung pada acara pembukaan Rapat Koordinasi Teknis Lingkup Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam pada hari senin, 16 juli 2007 pukul 14.00 di Ruang Sidang B.I Hotel Safari Garden Jalan Raya Puncak - Cisarua Bogor, Jawa Barat.

kudu mulai mempersiapkan materi materi untuk promo nih..

sampai jumpa di Safari !!!!

Tuesday, July 10, 2007

pertanyaan mengenai pemasaran madu hutan

hari ini ada email masuk ke inbox nya madu hutan,dari salah satu lembaga yang bergerak membantu pengeloaan madu hutan di daerah sumatera selatan,

"saya ingin tahu lebih dalam mengenai pengelolaan madu hutan, serta pasar madu hutan di Indonesia ataupun luar negeri. Kami mempunyai banyak petani madu hutan yang memiliki potensi cukup besar, survei sementara kami, ada potensi madu hutan sebesar 11 ton per 2 bulan diwilayah HTI kami (Sumatera Selatan).
Mohon informasinya, terima kasih banyak"

setelah membaca email tersebut membuat saya berpikir kalau memang pemasaran suatu produk dari komunitas masyarakat sering kali terkendala di pemasaran nya.
dari pengalaman selama ini memang banyak hal yang menyebabkan seretnya pemasaran produk produk tersebut

1. kurang sesuainya keinginan pasar dengan produk yang dihasilkan masyarakat. Hal ini bisa dilihat pada produk madu hutan. Untuk industri makanan / minuman yang membutuhkan madu mensyaratkan rasa yang selalu sama, hal ini sangat tidak memungkinkan untuk madu hutan, dimana madu yang dihasilkan sangat tergantung dengan sumber bunga yang saat itu sedang musim.

2. produk yang kurang dikenal oleh masyarakat. Produk madu hutan di jakarta mungkin bisa dibilang sudah lama ada di toko/apotik/toserba. Tapi masih dibilang sangat sedikit bila dibanding dengan madu ternak maupun madu import. Sehingga masyarakat cenderung untuk menyamakan madu hutan dengan madu ternak, padahal itu produk yang berbeda.

3. kualitas kurang bagus. Sebelum JMHI masuk dan membantu peningkatan kualitas madu hutan, beberapa anggota menggunakan proses peras tangan (entah karena memang sudah turun temurun, alasan lebih praktis, dll) sehingga madu yang dihasilkan juga bercampur dengan kotoran, anak lebah, sarang dan juga keringat.

4. pemasaran yang kurang tepat. Kalau produk berkualitas, banyak orang yang mencari tapi produk belum laku juga ada kemungkinan pemasaran yang dilakukan sekarang belum tepat. coba analisa kembali langkah2 pemasaran apa saja yang sudah dilakukan dan coba untuk evaluasi serta lakukan langkah2 baru untuk bisa lebih mendekatkan diri dengan pembeli.

sukses dalam memasarkan madu hutan buat semua lembaga yang konsern kepada komunitas madu hutan dan lingkungan hutan sekitar kita

sertifikat organik untuk masyarakat APDS

hari ini dapat email dari Pak Irawan, Riak Bumi mengenai sertifikat organik untuk Asosiasi Periau Danau Sentarum. Wah keren juga sertifikatnya.. keknya bakalan makin tambah banyak orang yang bakalan mengenal madu hutan dari JMHI nih. Apalagi didukung dengan sertifikat organik tersebut. Pertama dan satu-satunya untuk madu hutan yang mendapat sertifikat organik, begitu kata salah seorang staff dari BioCert.

sekali lagi selamat buat APDS. ditunngu kabar mengenai ceremonial penyerahan sertifikat nya.

Monday, July 9, 2007

Pengiriman Madu Hutan

puff.. akhirnya ketemu juga pengiriman yang bisa handle madu.. ihiy..
setelah berkali kali menelpon tanpa ada harapan..
entah karena dibilang " maaf kami tidak bisa menerima pengiriman barang cair", "takut meledak di jalan", "harus 100 kg", "harus dipacking dalam kayu (dah nambah berat nya jadi gak ketulungan dan harganya juga ampun2"

tadi pagi, Martha bilang coba ke TNT, minggu lalu ibu Chyntia (marketing TNT) bilang kalau mereka bisa kirim madu. akhirnya kontak dengan Ibu Chyntia dan pertanyaan pertama ke mereka adalah.. "apakah bisa kirim madu?". bisa.. pertanyaan kedua "apakah bisa kirim hanya 1 kg madu dalam kemasan jerigen?" bisa juga.. pertanyaan ketiga "berapa biaya kirim ke surabaya ?", surabaya masuk ke kategori 2 jadi 1 kg kena biaya Rp. 12.300.. yihaa... memang ternyata TNT bisa kirim madu ke seluruh daerah di Indonesia.

ayo siapa yang mo pesan madu hutan JMHI ??
kita sudah membuka jalur pengiriman dengan bantuan TNT lho..
kemasan 1.200 jerigen plastik.

Thursday, July 5, 2007

Test Pengurangan Kadar Air Madu Hutan

Kemarin, setelah hampir satu bulan setelah kita kontak dengan bbrp perusahaan dehumidifier, akhirnya jadi juga demo untuk menurunkan kadar air..
laporan besok lebih lengkap dah.. dah dikejar-kejar waktu ..

Saturday, June 23, 2007

Next Packaging : Kemasan botol plastik 120 gm

minggu depan kita bakalan mengeluarkan kemasan mini untuk yang menyukai madu dan sering bepergian.
madu hutan di kemas dalam botol plastik 120 gm sehingga ringan dan tidak akan pecah bila kita masukan ke dalam tas kita.
kalau membutuhkan energi dan stamina di kala sedang dalam perjalanan tinggal minum madu hutan nya..

madu yang akan dikemas dlm botol tersebut berasal dari kalimantan barat.
tunggu minggu depan setelah siap dipasarkan akan kita upload ke katalog madu hutan di www.maduhutan.com

Friday, June 22, 2007

Lebah Hutan Apis dorsata, Apa dan Siapa

Lebah hutan Apis dorsata merupakan lebah madu Asia yang paling produktif menghasilkan madu, membuat sarang dengan hanya satu sisiran yang menggantung di dahan dan ranting pohon, langit-langit terbuka dan tebing jurang bebatuan, karena itu sampai sekarang para ilmuwan belum berhasil membudidayakan Apis dorsata dalam bentuk tertutup. Sisiran sarang dapat mencapai 2 x 1 meter dengan hasil bisa mencapai 20 kg/sarang.

Spesies ini berkembang hanya di kawasan sub-tropis dan tropis Asia, seperti Indonesia, Phillipina, India, Nepal, dan tidak terdapat di luar Asia. Di Indonesia masih dapat ditemukan di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Irian dan di NTB maupun NTT. Di pulau Jawa lebah ini sudah jarang ditemukan. Ada beberapa sebutan bagi lebah ini di Indonesia, yaitu manye/muanyi (KalBar - danau Sentarum), tawon gong (Jawa), tawon odeng (Sunda), labah gadang, labah gantuang, labah kabau, labah jawi (Sumatera Barat) harinuan (Tapanuli), sedang dalam bahasa Inggris disebut giant honey bee.

Apis dorsata sendiri sampai saat ini dibedakan atas tiga sub-species yakni A. dorsata dorsata, A.d. binghami (hanya terdapat di Sulawesi) dan A. d. breviligula (terdapat di Filipina)

Thursday, June 21, 2007

berita madu edisi pertama


Berita Madu, buletin yang berisi perkembangan madu hutan jaringan madu hutan indonesia serta kegiatan yang berhubungan dengan madu hutan.
rencana terbit 3 bulan sekali.

edisi pertama bisa diakses langsung di :
http://www.maduhutan.com/beritamadu_1.pdf
(format pdf - ukuran 2,8 mb, untuk donwload klik kanan mouse > save as)

untuk edisi kedua (kemungkinan terbit pada bulan juli)

kemasan ekonomis madu hutan



21 juni 07 kita ada kemasan ekonomis untuk madu hutan dari kalimantan barat.
kemasan dalam jerigen plastik ukuran 1200 gm.

kenapa kita memilih menggunakan kemasan jerigen plastik untuk kemasan ekonomis ini :
1. mengurangi biaya produksi, karena jerigen plastik biaya lebih ekonomis dari botol kaca kedaung (yang sampai saat ini belum ada kabar kapan lagi mereka ada stok :p)
2. kemasan jerigen plastik ini aman untuk pengiriman jarak jauh. terbukti dari test dikocok, diletakkan terbalik, dibawa dalam tas dengan motor yang berguncang2.. hasil test AMAN.. tidak ada rembes :D
3. cocok untuk digunakan buat keluarga penggemar madu karena bila digunakan bersama-sama anggota keluarga lain madu akan cepat habis. sehingga penyimpanan dalam jerigen plastik tidak terlalu lama.
4. bisa juga dipindahkan ke media penyimpanan (botol kaca) lain apabila memang digunakan dalam waktu lama

ready stock hanya 23 dari 50 jerigen (09/07) dan hanya untuk madu hutan dari Kalimantan Barat.

so yang mau order segera saja kontak via email :
info@maduhutan.com
atau telp : 021 585 1929

salam madu hutan
bzzzzz

Wednesday, June 20, 2007

Sustainable hunting methods

salah satu materi yang dibahas dalam workshop peningkatan kualitas madu hutan di pohon tinggi adalah Metode Pemananen Madu Hutan yang berkelanjutan.
Hal ini penting karena dengan semakin berkurangnya populasi lebah hutan yang diakibatkan oleh perusakan hutan, semakin sedikitnya jumlah bunga sebagai sumber pakan mereka dan praktek panen madu hutan yang kurang benar (panen mengambil seluruh bagian sarang sehingga mengakibatnya matinya anakan lebah) dll.

beberapa hal yang dapat membantu dalam pelaksanaan panen madu hutan yang berkelanjutan seperti yang diutarakan oleh Dr Phunn Chinn adalah :
1. Panen hanya sarang yang sudah matang (dapat diketahui dari sarang yang tertutup dan bentuk serta ketebalan sarang)
2. Pengamatan dilakukan sekitar jam 11.00 – 14.00, dimana banyak lebah muda meninggalkan sarang
3. Jangan membakar sarang,banyak lebah akan mati, hanya gunakan asap untuk mengusir lebah.
4. Potong hanya bagian madu. Hindari untuk memotong seluruh sarang, suatu hari lebah2 akan bermigrasi ke tempat lain.
5. Biarkan bagian sarang lebah aman, sehingga lebah akan kembali dan mengumpulkan madu, 20-25 hari lagi siap dipanen (tergantung banyaknya bunga)
5. 2 – 3 kali panen bisa dilakukan di satu sarang yang sama = semakin banyak penghasilan yang didapat dari 1 koloni.

selamat berpanen madu hutan tanpa harus merusak lingkungan dan komunitas lebah hutan.

Tuesday, June 19, 2007

Sumber Bunga Madu Hutan Kalimantan Barat

lebah hutan mempunyai area pencarian sumber bunga yang cukup luas, ada sumber yang mengatakan lebih dari 3 km dari sarang mereka.
Hal ini seringkali menyulitkan untuk mendeteksi jenis sumber nektar madu hutan.

Penelitian dari beberapa rekan di JMHI,terutama untuk wilayah kalimatan barat yang dilakukan oleh Yayasan Riak Bumi didapat beberapa sumber bunga pokok untuk madu hutan yang dihasilkan oleh lebah hutan.

masung (Syzygium claviflora),
tahun (Carallia bracteata),
tengelam (Syzygium sp),
putat (Barringtonia acutangula),
kawi (Shorea balangeran),
pecaras or bakras (Homalium caryophyllaceum),
samak (Syzygium sp)
ubah (Syzygium ducifolium)
lebang (Vitex pinnata).

ke depan diharapkan dari rekan2 JMHI lainnya akan bisa dideteksi sumber bunga dari madu hutan di daerah mereka masing masing.

Thursday, June 14, 2007

Madu Hutan yang berkualitas

Ada beberapa sebab kenapa madu hutan yang dihasilkan kurang berkualitas :
1. Dipanen dari sarang yang belum matang
2. Diperas bersama dengan sarang
3. Tidak dipisahkan dengan kotoran dan lebah yang mati

Oleh sebab itu JMHI mempunyai tujuan untuk melakukan interverensi dalam peningkatan kualitas madu hutan yang dihasilkan oleh rekan2 komunitas petani madu.

Beberapa cara yang sudah dapat dilakukan untuk mendapatkan madu yang berkualitas adalah :
1. Sarang di letakkan di lokasi yang bersih
2. bersihkan dari lebah mati dan kotoran
3. pisahkan dari anakan dan bagian pollen
4. potong sarang menjadi bagian2 kecil melintang, buka bagian tutup lilin sarang
5. letakkan di kain bersih dan ikat, madu akan menetes ke dalam wadah penampungan
6. wadah penampungan madu harus bersih dan kering dan mempunyai tutup kedap udara
7. Madu jangan diperas dengan sarangnya.

Isu Strategis JMHI

1. Mempertahankan dan memperluas wilayah lindung habitat lebah
2. Kampanye promosi untuk mengkonsumsi madu bagi masyarakat
3. Adanya kebijakan pemerintah daerah dalam jaminan terhadap perlindungan hutan
4. Membangun dan memperkuat institusi lokal (kelompok petani madu hutan Apis dorsata)
5. Membangun jaringan pasar bersama yang adil dan transparan
6. Penguatan jaringan madu hutan (Apis dorsata) Indonesia
7. Standarisasi madu hutan Indonesia yang konsisten

Visi dan Misi JMHI

Visi
1. Proteksi hutan / pelestarian hutan sebagai habitat lebah
2. Kesejahteraan petani madu Apis dorsata
3. Kearifan lokal

Misi
1. Pengelolaan dan pemanfaatan madu hutan secara lestari dengan mengutamakankearifan lokal
2. Perdagangan yang berkeadilan
3. Peningkatan pendapatan dan peningkatan kualitas
4. Memperkuat pengakuan dari luar jaringan yang menghimpun petani madu di bawah satu label atau logo bersama
5. Jaminan kualitas yang murni dan higienis dan bersumber dari hutan alam

Wednesday, June 13, 2007

Poster Madu Hutan


ini poster pertama yang akan kita cetak untuk membantu mempromosikan madu hutan di Jakarta..
tunggu saja tanggal mainnya poster tersebut akan muncul di depan rumah Anda..hehe

Apa bedanya madu hutan dan ternak ?

banyak orang yang menanyakan apa sih bedanya madu hutan dan madu ternak ?
lebih bagus mana sih madu hutan dan madu ternak ?

pertanyaan simple tapi kadang agak susah juga menerangkannya lho...

yang pasti sih :
1. beda jenis lebahnya..
lebah madu hutan dari jenis Apis dorsata sedangkan madu ternak dari jenis Apis cerana atau apis melifera.
sehingga otomatis juga akan mempunyai perbedaan di jenis sarang, jenis nektar yang akhirnya akan mempengaruhi perbedaan rasa dan warna madu yang mereka hasilkan.

2. beda perlakuannya :
madu hutan didapat dari jenis lebah liar (bahasa inggrisnya untuk madu hutan adalah wild honey) yang sampai saat ini belum bisa ditangkarkan. sedangkan madu ternak bisa. (lha wong namanya madu ternak ya pasti kan bisa diternakan hehehe)

3. beda standar kadar airnya;
karena lebah hutan membuat sarang di tempat terbuka (batang pohon, batu karang dll) sehingga otomatis menjadi lebih terpengaruh akan perubahan musim dibanding sarang lebah ternak yang berada di dalam kotak. kadar air standar madu hutan yang ditentukan oleh JMHI sekitar 24% sedangkan kadar air madu (ternak) SNI 21%

sementara ini dulu.. nanti dilanjut lagi kl ada waktu luang di kantor.. :D

introduction

Salam Madu Hutan..bzzzzz

Untuk membantu menyebarkan informasi mengenai madu hutan kepada masyarakat umum kami rasa website http://www.MaduHutan.com kurang memadai. Karena di satu sisi website maduhutan.com tersebut mempunyai fungsi sebagai media pemasaran.

Oleh karena itu diharap dengan kehadiran maduhutan blog ini bisa membantu sharing informasi untuk semua penggemar madu hutan dan yang akan mencoba menggemari madu hutan :p

semoga waktu nanti yang bisa menjawab akankah maduhutan blogger ini bisa seawet lebah yang bisa bertahan ribuan tahun...

bzzzzzzz