Wednesday, September 12, 2007

Dibalik manisnya Madu Hutan JMHI

Madu memang manis.. apalagi juga mempunyai banyak kandungan yang bermanfaat buat kesehatan manusia. Tapi dibalik semua itu ternyata madu hutan yang dipanen oleh anggota Jaringan Madu Hutan Indonesia mempunyai sisi lain yang juga tidak kalah manisnya.

Apa itu JMHI dan siapa saja yang terlibat ?
JMHI adalah jaringan yang berfungsi sebagai forum komunikasi, berbagi pengalaman tentang praktek pengelolaan dan pemanfaatan lebah madu hutan di masing-masing wilayah, informasi dan komunikasi antar wilayah, guna membuat langkah-langkah strategis ke depan untuk mengatasi masalah kehutanan di Indonesia khususnya. JMHI mempunyai anggota yang tersebar di 8 propinsi di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan Sumbawa.

Anggota yang tergabung dalam JMHI sebagian besar merupakan komunitas masyarakat adat yang tinggal di sekitar hutan. Mereka turun temurun tinggal dan ikut serta dalam membantu mengelola lingkungan hutan. Proses memanen madu pun juga mereka dapatkan turun temurun dari leluhur mereka.

Peningkatan Kualitas Madu Hutan
Tapi pada awalnya madu yang dipanen dan diproduksi oleh komunitas kualitasnya masih sangat rendah. Mereka memanen seluruh sarang dan kemudian memeras madu beserta sarang dan anak lebah yang ada di dalam sarang. Selain itu juga mereka seringkali menggunakan tempat penampungan bekas cat, minyak untuk menampung madu hutan yang sudah mereka panen.

Hal ini lah yang menjadi latar belakang kenapa JMHI merasa perlu untuk peningkatan kualitas madu hutan yang dihasilkan oleh komunitas masyarakat. Dengan terbentuknya JMHI maka komunitas bisa saling berbagi cerita dan pengalaman selama menekuni madu hutan selama ini. Selain itu dengan adanya JMHI maka beberapa rekan dari komunitas bisa saling mengadakan kunjungan pembelajaran. Seperti kunjungan ke vietnam yang dilakukan oleh kelompok periau danau sentarum sehingga mereka bisa mempelajari teknik tikung sebagai alternatif tempat bersarang lebah hutan. Proses tiris sebagai pengganti proses peras tangan madu dengan sarangnya juga menjadi suatu langkah besar untuk hasil madu yang lebih berkualitas. Saringan dan juga alat penyimpanan madu dari bahan yang bisa digunakan untuk makanan (stainless steel dan juga plastik baru) juga menjadi salah satu prioritas untuk anggota JMHI karena dengan semakin bagus fasilitas yang dipakai maka proses panen yang higienis juga jadi lebih mudah dicapai.

Madu Hutan dan Pelestarian Lingkungan Hutan
Madu hutan bisa dikatakan merupakan salah satu indikasi masih bagus tidaknya kondisi hutan tropis di Indonesia. Lebah hutan hanya mau membuat sarang di pohon dimana kondisi hutan disekitarnya masih mempunyai banyak pohon bunga sebagai sumber makanan lebah hutan. Dari beberapa referensi disebutkan bahwa jarak jangkuan lebah hutan dalam mencari sumber nektar sekitar 3 km dari sarang mereka. Sehingga kalau dalam suatu wilayah ditemukan sarang lebah hutan maka dipastikan bahwa lingkungan hutan di sekitar sarang lebah adalah lingkungan yang belum rusak.

Selain itu karena madu hutan yang dihasilkan sudah meningkat kualitasnya sehingga harga jual menjadi lebih tinggi dibanding sebelum memakai sistem tiris. Masyarakat sekitar yang mendapat insentif langsung dari hasil panen madu hutan secara langsung akan merasakan manfaat kerja keras mereka dalam menjaga kondisi hutan dari perusakan. Masyarakat sekitar hutan tentu tidak akan mau sumber penghasilan mereka hilang. Mereka akan menjaga hutan tempat tinggal lebah hutan dan juga tempat pohon pakan lebah terhindar dari kebakaran hutan, penebangan liar dan juga konversi lahan hutan.

Beberapa daerah juga sudah ada peraturan adat mengenai pohon tempat bersarang lebah. Barang siapa melanggar aturan dan merusak pohon tempat bersarang lebah akan dikenakan denda. Dan apabila ada masyarakat adat yang sampai kena denda mereka akan amat sangat malu dan dikucilkan dalam pergaulan sehari-hari.

Madu Hutan = alternative pendapatan masyarakat sekitar hutan
panen madu hutan biasanya terjadi di saat hasil ladang menurun, tangkapan ikan juga berkurang sehingga dari hasil panen madu hutan tersebut mereka bisa mendapatkan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Madu hutan membantu melestarikan kebudayaan adat masyarakat setempat
komunitas petani madu hutan di beberapa tempat masih memegang teguh kebudayaan setempat. Mereka memanen madu hutan dengan kearifan lokal yang sudah berlangsung dari turun temurun. Seperti di salah satu lokasi di Danau Sentarum, dimana mereka selama mengadakan prosesi pemanenan madu hutan menyanyikan Timang lalau, suatu puja-puji supaya hasil panen madu hutan berhasil dan juga mendapat hasil berlimpah. Panen madu juga hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu, tidak semua orang bisa memanen madu hutan.

Panen madu hutan dan pelestarian koloni lebah hutan
saat ini sebagian besar anggota JMHI sudah mempraktekan proses panen lestari, yaitu proses panen yang hanya mengambil bagian kepala yang berisi madu dan menyisakan sedikit bagian madu untuk anak lebah. Dengan proses panen lestari ini koloni lebah hutan tidak akan musnah, karena mereka masih mempunyai cadangan makanan untuk kelangsungan hidup anakan lebah. Panen juga menyisakan beberapa koloni lebah hutan yang tidak dipanen sehingga mereka nanti bisa menjadi koloni lebah hutan yang baru.

Jadi kalau saat ini kita sudah rutin memakai madu untuk pengganti gula dalam kehidupan sehari-hari kita tahu pasti bagaimana manisnya madu dan fungsinya untuk kesehatan tubuh kita. Tapi dibalik itu terkandung makna manis nya madu hutan untuk kesejahteraan orang lain dan juga untuk pelestarian hutan tropis di Indonesia.

Saturday, September 8, 2007

Launching Madu Hutan DORSATA - foto

perkenalan JMHI dan APDS

pemutaran film "Profiting from Honey bee"

awas..diserang lebah raksasa


fokus pada acara


produk DORSATA siap dipasarkan

DORSATA organic forest honey





launching DORSATA organic forest honey tgl 7 September 07 di QB Kemang.

Launching Madu Hutan DORSATA




acara launching Madu Hutan DORSATA di QB Kemang berlangsung kurang sesuai dengan yang kita harapkan..Cuaca mendung sejak siang hari di Jakarta berubah menjadi hujan deras pada sore harinya.. setelah itu bisa dibayangkan banjir dan juga kemacetan terjadi di depan QB Kemang. Acara yang tadinya rencana dimulai dari pukul 18.30 terpaksa menjadi mundur hingga pukul 20.00 menunggu beberapa tamu undangan yang terlambat datang.

acara dimulai dengan perkenalan dari JMHI yang diwakili oleh Valentinus Heri, ketua sekretariat JMHI, apa visi dan misi JMHI. Setelah itu disambung dengan Pak Suryanto,presiden dari Asosiasi Periau Danau Sentarum, Pak Johnny W. Utama mengenai peran serta Dian Niaga jakarta dalam membantu pemasaran produk madu hutan.

Mbak Diyan dari BioCert juga berkenan memberikan sepatah dua patah kata kenapa BioCert berkenan membantu JMHI dalam mendapatkan sertifikat organik, selain itu juga memberikan informasi yang sangat menggembirakan mengenai kemungkinan sertifikat organik yang bisa masuk ke pasar eropa dan amerika.

Jenne de Beer, excecutive director NTFP-EP juga hadir untuk memberikan beberapa kata tentang support NTFP-EP untuk perkembangan madu hutan di Indonesia.

acara dilanjutkan dengan pemutaran film "Profiting from Honey Bee". sebuah film mengenai pemanfaatan madu hutan di Taman Nasional Danau Sentarum. dan disambung dengan timang lalau yang dilantunkan oleh Pak Abdulah, seorang pemanen madu hutan pohon lalau dan dibantu untuk menafsirkan dalam bahasa indonesia oleh Valentinus Heri.

Setelah timang lalau selesai dilanjutkan dengan pemaparan brand DORSATA oleh Johnny W. Utama dan juga oleh Willy Tunojoyo dari W3-o, salah satu NGO media dari Singapore yang sudah membantu secara sukarela dalam merancang brand campaign untuk DORSATA ini.

acara diskusi singkat mengenai madu hutan diisi dengan beberapa pertanyaan mengenai kualitas madu hutan di pasaran yang masih kurang bagus, bagaimana dengan higienitas madu hutan yang kadang proses panen kl di beberapa dearah masih menggunakan peralatan yang kurang bersih, serta bagaimana mendapatkan madu hutan DORSATA, apakah nanti bisa didapatkan dengan mudah di pasaran.

acara ditutup dengan pembukaan pameran lukisan dengan tema "eksotisme madu hutan dan taman nasional danau sentarum". pameran menampilkan karya dari Zulkiflie, anggota Riak Bumi. Pameran lukisan, sketsa dan juga foto yang menampilkan danau sentarum dan segala hal yang berhubungan dengannya. pameran foto dan lukisan akan berlangsung sampai 23 september 07.